Aku rintihkan
Bisa yang tak menyisa siksa biasa
"Itu hanya ular-ular sihir Firaun!" katamu
sambil menghitung tasbih di ruas luka yang menganga
Aku dengar
Hentak sepatu lars
Di trotoar, di tepian laut merah
Di dadamu berdarah
Aku dengar takbir
Dari bibir sejarah paling merah
Aku baca
Derit pintu-pintu penjara
Di mana Sungai Nil bermuara
Aku baca dari matamu
Sebagai hulu yang menampung seluruh alir dukamu