Sejak engkau menikah
Dengan lelaki yang lebih dahulu meminangmu
Aku tahu kau masih, dan atas perkenan-Nya
Terus mencintaiku. Meskipun kini ada lelaki lain
Yang senyum hingga sedihnya turut mengatur
Seberapa debar jantungmu bekerja. Dan engkau
Pun tahu sekali-sekali aku tiada berkuasa
Untuk membenci lelaki itu
Sejak engkau menikah
Tiada sehasta pun aku bersangka, bahwa duniaku
Sebegini kecilnya. Takkan jauh beranjak dari
Seputaran dua bulat matamu. Yang sampai kini
Masih saja menjadi alam raya. Padahal dulu
Di depanmu. Aku hanya berani memandangi
Ujung-ujung kerudungmu
Sejak engkau menikah
Kau semakin sering bersolek. Meskipun kini
Engaku sudah jarang lagi mematut diri
Di depan kaca, Pangeran kecilmu bersegera
Menarik lenganmu dengan rengekannya
Minta kau sebutkan lagi nama-nama segala
Si.. nga.. Tinga! Lantang
lidah yang masih tunas itu
Lalu serta merta kau merimbun oleh tawa
Memantul dari cermin itu, berpendaran
Lebih kilau dari kuntumkuntum anggrek bulan
Sejak engkau menikah
Tidak banyak yang aku perbuat untukmu
Selain menyalin sajak dari buku-buku tanganmu
Telapak doa. Semoga yang Maha Pemurah
Menghadirkan lagi lelaki lain, perempuan lain
Atau bahkan kembar lelaki dan perempuan
Dari senyumanmu, sayang