“Mana mereka?!”
“Siapa?”
“Laki-laki dan perempuan yang lewat sini tadi!”
“Oh, perempuan berbaju coklat, yang bareng om-om berkaca mata hitam. Ada perlu apa?”
“Laki-lakinya suamiku, sekarang kau cari mereka! Cepat!”
Heran, punya istri secantik ini kok masih suka selingkuh.
****
“Ini, cuma ini yang kutemukan di dekat Pohon Akasia.”
“Kenapa cuma topi sama sepatu, kemana mereka?!”
“Sumpah,
aku sudah cari keliling-keliling tak ketemu mereka, pakaiannya pun tak
ada. Tapi memang tepian hutan ini suka dijadikan tempat mesum.”
“Jadi kau pikir suamiku selingkuh, gitu?!”
“Bub bub bukan Mbak, eh Bu, eh... aduh, maaf-maaf.”
Sejak kapan suamiku makan mangsanya beserta pakainnya sekaligus.
“Tapi memang, perempuan tadi pakainnya minim, seksi sekali.”
“......”
“Ah,
tapi tetep kok Mbak jauh lebih cantik dari dia. Hehe.. Atau begini
saja, Mbak istirahat dulu, sepertinya capek dan lapar. Nanti kita coba
cari lagi.”
“Oke, sekarang buka topi dan sepatumu, juga pakaianmu.”
“Eh, serius Mbak?”
“Iya, kecuali celana pendekmu.”
(Sesaat kemudian perempuan itu tertawa lebar, hingga terlihat gigi taringnya yang tajam dan panjang)