Entah apa yang terjadi dengan mata saya ini. Bertahun-tahun melihat ketupat kenapa baru kali ini begitu tercengang?
Pagi ini angin masih juga berhembus dan menggoyang-goyangkan dedaun rambutan di depan rumah. Ayam-ayam masih juga tak berpuasa, makan sembarangan dan tak pernah mencuci tangan. Di depan tivi dengan perasaaan yang tak terdefinisi saya duduk menghadap dua pokok janur kuning yang tergeletak tak berdaya di atas lantai.
Awalnya sedikit canggung menyapa mereka, maklum, sekian tahun belakangan hingga saya lulus sma ini (yeah ini murni pencitraan) saya tak pernah membuat ketupat lagi. Keluarga di rumah lebih memilih membeli selongsong ketupat yang sudah dirakit secara legal oleh penjual di pasar, meskipun saya juga tak tahu persis mereka itu sudah ikut sertifikasi atau belum, atau sebenarnya malah mereka itu mafia? (jreng jreeengg)
Sayalah yang bersikeras agar di lebaran tahun ini ketupatnya made in tangan saya sendiri. Wal hasil sudah ada pe-er menyelesaikan puluhan ketupat di hari libur menjelang lebaran ini. Ayo kita mulai!