Sabtu, 06 Agustus 2011

Fiksimini [episode-1]



Tembak Kau
Satu letupan kecil. Sebagian nyawaku mengepul dari mulutnya. Sebagian lagi tertahan di paru-paru yang sesak oleh jeritan.

Jauh Dekat Sama Saja
Kondektur membuka pintu, menarik pria berjubah putih itu, lalu melemparkannya ke neraka.

Kata yang Terjatuh dalam Amplop
“Jangan”
Tubuhnya gemetar. Pisau berlumur darah itu jatuh berdenting seketika.

Rindu Bermain
Sore itu kaki-kaki kecil kami berlarian di tanah lapang. Baju kami basah kuyup dalam deru hujan peluru.

Hari-hari Berlari dan Saling Mendahului
Kemarin aku jatuh di jurang, kepalaku pecah. Hari ini aku menikah.

0 komentar:

Posting Komentar