Rabu, 11 Desember 2013

"Save Me!"



Blogger Nusantara #BN2013

"Sebelum kita melangkah terlalu jauh, aku ingin kamu tahu kalau.... " halah apa ini. Intinya begini sahabat sekalian. Perlu saya tegaskan di awal. Barangkali yang akan saya uraikan di bawah ini sifatnya semacam protes. Barangkali nada-nadanya akan cenderung negatif atau bahkan malah provokatif. Tapi ini murni dari apa yang saya pandang dan rasakan. Dan saya rasa perlu untuk menyampaikannya. Entah untuk sekadar uraian pintas lalu, atau (syukur-syukur) ada yang bisa diambil pelajaran. Meskipun tulisan ini akan sangat subjektif.

Sekitar satu minggu sebelum acara Blogger Nusantara digelar, atau tepatnya tanggal 23 November, saya mendapat sms dari adik saya yang kuliah di Jogja supaya jalan-jalan menjenguknya. Adik saya tidak sakit, Alhamdulillah sehat walafiat, hanya saja memang saya jarang menjenguknya. Bertemu paling hanya setahun sekali waktu lebaran. Akhirnya saya pun memutuskan akhir bulan akan ke Jogja. Dan langsung membayangkan bagaimana serunya naik kereta berikut jalan-jalan di Kota Jogja yang juga sudah lama tak saya sambangi.

Singkat cerita, pada malam berikutnya di twitter saya @moehyie (jangan difollow ya) muncul retweetan dari teman saya di bandung -seorang blogger. Yang intinya masih membuka pendaftaran untuk acara blogger nusantara. Acaranya pas dengan rencana saya ke Jogja. Tanpa berfikir panjang saya langsung mendaftar. 

Hingga beberapa hari belum ada konfirmasi. Pasrah, karena saya pun bimbang. Niatan saya menjenguk adik lha ini kok malah ditinggal buat acara lain. Tapi kemudian jeng jeng... datanglah email itu. Saya 'diterima' jadi peserta. Mewakili Jambi yang hanya 2 orang berbanding total ribuan peserta dari daerah-daerah lain. Rasanya senang bukan main, terlebih dapat rundown acara seperti ini.



Ada banyak seminar! Saya terpukau, dan mulai membayangkan betapa banyak ilmu dan semangat - juga sahabat baru yang akan saya dapatkan nanti. Karena memang selama ini -terlebih akhir-akhir ini- blog kicau punai ini kurang terurus huhu...

Singkat cerita lagi, sampailah saya di Jogja jumat sore 29 November. Ketemu adik. Dan malamnya terpaksa harus mengungsi tidur di rumah teman saya karena ternyata kos adik saya ramainya luar biasa. 

Saya lupa, entah malam atau paginya kita semua diberi tahu oleh panitia bahwa acara yang sedianya di keraton dibatalkan. Jadi dari pagi acara di joglo abang sebagaimana rundown terbaru ini.

jika kurang jelas bisa klik ini

Saya tidak kecewa. Justru salut akan kesigapan panitia menyikapi pembatalan mendadak dari pihak keraton ini. Hingga sekitar jam 9 atau 10 keadaan masih normal terkendali. Sambil menunggu bis jemputan di terminal Ngabean saya yang sendirian akhirnya bisa berkenalan dengan beberapa orang, blogger dari Surabaya, Solo, Malang, Madiun, Nganjuk atau bahkan dari Jogja sendiri.

Kurang lebih jam 10 tiba di tempat perhelatan di Joglo Abang. Setelah beberapa sambutan dan pengantar mulailah acara seminar itu. Badan saya mulai saya condongkan ke depan. Mata fokus. Pendengaran terpasang (hiyaah emang ada kuping yang dicopot). Tapi nyatanya itu bukan seminar, lebih tepat disebut promosi sponsor utama.

iya saya lagi bad mood jadinya ambil foto sekenanya saja

Tak apalah. Pikir saya. Coba kalau tidak ada sponsor. Panitia mana yang sanggup menanggung akomodasi ribuan peserta ini. Yo wes. Saya bertahan sampai siang hari. Dari sini mulai timbul perasaan yang gak enak. Acara molor. Susunan acara sudah mulai goyah (lagi). Di saat ini saya baru menyadari, setelah saya periksa dengan seksama acara dari siang ini sampai malam hari nanti isinya nyaris pertunjukan semua. Waduh. Saya datang ke acara ini untuk mencari ilmu menulis bukan nonton pertunjukan seni.

Tak banyak pertimbangan akhirnya saya kirim pesan ke teman saya yang bermukim di Jogja. Dengan lebaynya saya teriakkan "Save Me!". Saya merasa harus segera pergi dari tempat ini. Sambil menunggu jemputan itu, saya ngobrol dengan teman blogger di sebelah yang berasal dari Solo, yang rupanya punya kegelisahan yang sama. Tapi dia bingung mau pulang karena Joglo Abang ini tempatnya jauh dari angkutan kendaraan umum.

Saat teman saya datang menjemput sebenarnya saya masih ingin bertahan agak lebih lama, mengingat di rundown 13.30-14.15 ada materi dari seniman Jogja Eko Nugroho. Tapi setelah jam 2an belum juga ada tanda-tanda ada acara tersebut (malah sudah akan digelar pertunjukan tari gambyong) pulanglah saya.

Saya tidak tahu persis tujuan utama panitia menyelenggarakan acara ini. Tapi dengan 'memaksakan' jumlah peserta (ini yang terdaftar) hingga seribuan orang menurut saya semacam besar pasak dari pada tiang. Panitia memang menanggung seluruh akomodasi peserta selama acara, sungguh saya salut luar biasa. Tapi -maaf ini tanpa mengurangi rasa hormat- pelayanannya jadi ala kadarnya.

Misalnya makan siang. Porsinya terlalu 'minimalis'. Juga tempat perhelatan acara. Karena tempat acara pada hari tiu (hingga malam) bukan satu komplek dengan penginapan otomatis para peserta jadi susah untuk istirahat. Tak terlalu masalah bagi saya yang datangnya kemarin. Tapi, rupanya banyak yang baru sampai Jogja Sabtu pagi. Dan jika harus mengikuti acara secara estafet begitu tanpa ada tempat untuk beristirahat yang layak, kan repot juga. 

Menurut saya panitia sebaiknya realistis saja lah. Jangan memaksakan menerima jumlah peserta yang banyak dan gratis. Akan lebih baik jika peserta sedikit tapi penyelenggaraannya bisa optimal, baik dari sisi materi acara hingga fasilitas. 

Saya rasa teman-teman peserta yang datang jauh-jauh dari berbagai pulau tak keberatan jika harus merogoh saku beberapa puluh atau ratus ribu tapi acaranya bermutu. Ketimbang mereka sudah habis waktu dan biaya tapi yang didapat ala kadarnya. Apalagi kalau isinya sebagian besar hanya pertunjukan-pertunjukan.

Sekali lagi, ini sangat subjektif. Atau bahkan malah bisa jadi hanya saya sendiri yang merasakannya. Barangkali karena saya pernah juga menjadi panitia acara yang pesertanya dari berbagai propinsi dan saya terlalu takut kalau ada peserta yang merasa terdholimi. Tapi paling tidak saya mengambil pelajaran untuk diri saya pribadi untuk selektif dalam menghadiri sebuah acara.

Terakhir, bagaimanapun saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada segenap panitia. Mohon beribu maaf apabila ada yang tak berkenan dari apa yang saya sampaikan barusan.

0 komentar:

Posting Komentar