pic by @firdaushj_ |
Barangkali kau tak pintar
Mengajukan tawar
Sehingga betapa tinggi
Harga serangkai buku puisi
Tapi tukang buku itu baiklah semata
Dibekalkan pulangmu nanti hanya
Racikan terbaik pujangga
Reguklah hausnya
Relakan getirnya
Barangkali aku tak mahir
Membelah riuh Batavia
Tapi memang kota
Tengah berjenjang rintang
Jalan-jalan bergulung duri pagar
Sehingga betapa laju desir darahku
Takkan terdengar di merah waktu
Ruang tunggu bandaramu
Padahal jauh daripada dahulu
Kubenakkan mata penamu
Begitu pelan temani titianku
Dari labuan ke kinabalu
Pada akhirnya kita hanya
Kaum pejalan yang berhenti sebentar
Sebagai titik titik berbeda debar
Berkedip-kedip di atas peta buta
Sehingga betapa sangsi
Mata angin itu sembunyi
Dan menghalau halau
Salah satu aku ataukah kau
Yang lebih dahulu mencari
0 komentar:
Posting Komentar