Selasa, 31 Januari 2012

Cinta Merah Randu

ebsqart.com

Entah mulanya, aku atau kamu yang Tuhan julangkan ke bumi lebih dulu. Yang kupahami bahwasannya Ia menurunkan sebuah cinta di tengah-tengah kita (dan kami) yang kuyakin tak mungkin mampir, kedua kali

Dear, randu… apa kabarmu? Telah lama sekali kita tak bersua. Mungkin sudah, hmm… sebentar, tiga, empat, lima, enam. Ya, enam belas tahun kira-kira lamanya sudah tak kudengar lagi suara gemerisikmu.

Minggu, 29 Januari 2012

Wahai Cinta



M
Selamat pagi para pecinta, para penidakcinta, dan para penindakcinta

D
Selamat pagi wahai penyidak cinta

M
Salammu memenuhi, mengiang ruang dalam kepalaku, wahai penjitak cinta

D
Baikkah pagimu, wahai penjihad cinta?

M
Pagiku tak begitu baik, tapi tiada mengapa. Bisa mengaduhkan rindu saja sudah lebih dari segalanya, wahai penjahat cinta

D
Berat nian rupanya beban pagimu. Semoga diringankan oleh serentak rentang kepak rindu, wahai penghujat cinta

M
Aku aminkan. Seperti pepasir senantiasa buka bukubuku doa. Agar jauh langit jatuh mengusap kerut hatinya. Wahai penghujan cinta

D
Tahukah kau, perisau cinta? Tiada awan yang berdiam di sudut langit. Hanya zikirzikir di antara takdir. Dari genggamNya ia tergelincir.


NB: sehimpun kasih untuk Pak De @dedirahyudi yang telah sudi berbalas kicau puisi, semoga nanti ada puisin utuh yang tebingkis manis untuk kami.. hehe.. *ngelunjak*

Perihal Perih



Mengenai anai yang mengenai bebatu
Landai
Mengenai andai yang mengenai seribu rindu
Duhai

Pada Sebuah Buku Puisi yang Robek



Kita adalah malaikat maut, yang namun acap kali
Gagal mencabut jiwa dari setubuh puisi
Hingga kita harus terus mendatanginya
Menyekian kali
Sampai -kita sendiri yang- mati

Keterlambatan Perambatan Cahaya


Di balik mendung cahaya duduk di kedai
Menunda perjalanannya
Memesan kopi lebih manis dari biasa
Sebelum nanti jatuh merambat pecah
Dalam kuncup kecup kasih buminya.

Sesuatu yang Amat Sangat Ingin Kurenungi Tiap Kali Membuka Mata


Pagi menetas
Sekelumit angin bermain di leher dan sayap waktunya yang muda
Sementara nyawa kita, adalah sesuatu yang terjepit
Di paruhnya.

Sekelumit Perbuatan Asusila


Sebuah mobil koruptor melintas kencang
Belasan ribu debu terbang
Lalu hinggap lagi di panas trotoar dan menangis
Tak pernah merasa sekotor ini

Sabtu, 28 Januari 2012

Kepada Sepatu Cokelat Muda


Halo sepasang sepatu kasual cokelat muda! Masih ingatkah kau denganku? Seorang pengunjung mall yang pernah (atau menurutku mungkin) paling lama memegangi dan menelitimu secara seksama melebihi konsumen dan pembeli manapun di mall itu.

Ya, terutama “pembeli”, yang tentu saja mereka ini amat berbeda jenis denganku yang hanya seorang window shopper kala itu. Dikarenakan hargamu sungguhlah tak main-main, hampir menelan separuh dari upah bulanan kerjaku. Sedangkan ini hasrat telah menggebu-gebu sejak lama, ketika di setiap kunjungan aku hanya mampu menyaksikanmu di singgasana etalase itu. Maka, mau tak mau aku pun harus rela mengubur keinginan memilikimu sedapat-dapatnya.

Jumat, 27 Januari 2012

Mungkin Karma?

Dear, Ibu Tety. Mungkin seumur hidup saya baru pertama kalinya menulis surat untuk seorang guru. Sebab sebelumnya, ketika SD saya (dan seorang teman) biasa mengirimi surat kepada seorang teman perempuan di tempat mengaji, yang kami selipkan ke dalam tasnya, sampai kemudian ketahuan oleh guru mengaji sehingga diganjari tiga libasan rotan pada kedua telapak tangan. *oke, kembali ke tujuan awal*

Ibu Tety, ketika surat ini saya tulis (dalam keadaan lapar sepulang kantor), saya tidak tahu lagi dimana dan bagaimana keadaan ibu sekarang. Maka saya berdoa semoga ibu dalam keadaan sehat, berkecukupan, dan senantiasa semangat, seperti ketika dahulu setiap dua kali seminggu ibu mengajar di kelas kami (3 IPS III), yang notabene adalah tempat berhimpunnya siswa-siswa tak jelas juntrungan serta tujuan.

Adapun tujuan saya menulis surat ini, tak lain adalah mengutarakan permintaan maaf saya yang sedalam-dalamnya kepada ibu, yang mungkin tak sempat saya katakan langsung. Dan untuk itu juga akan saya akui secara jujur dari hati paling dalam, (sumur bor lewaaat) tentang mata pelajaran yang ibu sampaikan di kelas.

Ekonomi… ya, salah satu dari banyak pelajaran absurd yang kami anggap amat menjengahkan kala itu. Sebab ekonomi tak lain adalah jebakan, ketika sebenarnya tujuan para siswa meilih jurusan IPS adalah untuk menghindari hitung-hitungan dan angka. Namun apa daya nyatanya ekonomi ini mempertemukan kami dengan angka-angka jua. Ditambah dengan LKS yang pertanyaannya lebih banyak ketimbang penjelasannya.

Ditambah lagi ekonomi ini memiliki saudara sekandung yang tak kalah kejam; AKUNTANSI. Saya pikir, apa gunanya kita menghitung-hitung aktiva tetap, laba, rugi, dan neraca…nerici keuangannya Toko Pak Badu? Sedangkan saya sama sekali tidak kenal siapa itu Pak Badu? Apakah ia orang baik, atau orang jahat?

Senin, 09 Januari 2012

Padang Buru


Sepandai-pandai pelanduk menimbun tapak, ia cumalah menajur bau,
legam gonggong laras di punggung hutan senantiasa buta, haus meranjing.

Seperti kau-aku, dan semua riwayat yang tak pernah dikhatamkan rimba.
Habis mengurai dalam kitabkitab rusak, berabad kesumat.
Katamu, darah, dan denyut di jantung kita saling memanggil,
menggenderangi berahi talu-menalu: tikam-regam, koyak-porak

Sampai pada akhirnya cuma waktu, yang lebih seru segala deru
Akan memantik pelatuk di ujung gerigi dan taji,
lalu kita pun tak puas-puas mengintai bau, menghunus buru