Minggu, 26 Maret 2017

Dandelion


Melebihi cendayam senja
Berpulas selongsong jantung jingga
Surai gaun belianya jua
Merentak hentak bangsal-bangsal
Yang disehadiahkan suria
Bagi dada mata yang melawan mati
Oleh tebas penderas
Desir darah tak henti berpuja puji

Hingga dan hanya hingga
Zirah musuh rampak tanpa sedaya upaya
Tanpa elak menjadi budak
Bebilah kelopak dihela bak pedang disarung
Gemerincing berpenjuru
Namun tiada pernah tahu bahwa besertanya
Noktah hitam bersitahan
Akan menyala angkara dari sumbu pertahanan

Hanya duka sepanjang usia
Mampu membayar lunas tiap lelehan emas
Kemuncak segara magma
Memusnah segala rupa dalam katup tertutup
Tapi sesiapa pencari jasad
Mestilah kecewa sekali buka gerbang mahkota
Telah lesap semua penanda
Selain rerumbai yang lebih putih dari kekasih

Lebih sayap dari elang jalang
Lebih sekutu pada angin sebar pada tanah subur
Namun tiada pernah tahu bahwa
Dari benih tualang yang terbang ke sembarang itu
Amsal mati satu tumbuh seribu
Setia dijunjung ke ujung pangkal bakal perletakan
Gaun belia yang senantiasa sedia
Menghunus bilah-bilah; mekarnya kecamuk pesona

Melebihi cendayam senja...

0 komentar:

Posting Komentar