http://www.flickr.com/photos/junaidrashid |
Kutulis ini berulang kali
Pada kerikil, dedaun kering, dan kulitkulit buram akasia
di jalan petang menuju kau pulang
Kusebut ia berulang seru
Pada angin jatuh, juga gerimis yang mengarca kuyu tiangtiang
lampu
ketika almanak mulai pikun mengurutkan bulanbulan
Aku mengisyaratkannya, berulang patah
Ke pintu kamarmu, sebagai sepah dikalang debu
yang tak pernah terbaca sepatu kanvasmu yang terburuburu
0 komentar:
Posting Komentar