foto dari sini |
Hujan, sekalipun benderang, adalah tirai paling tebal untuk menutupi segala keharuan.
Sepertinya kita sudah sangat familiar dengan adegan ini; seorang perempuan berlarian di tengah hujan mengejar lelakinya yang –juga- berlari pergi meninggalkan. Di tengah gemuruh petir, dalam kebasahan tubuh yang begitu getir. Yah, scene hujan emang udah jadi gaji buta untuk bayaran air mata seorang artis.
Eh, tapi kita tak sedang membahas ini sekarang. Sebab kita sedang ulang tahun! Ulang tahun yang pertama loh! yeaaaay!! Itu yang membuat kami terharu sampai harus bermandi hujan untuk menyamarkan air mata buaya darat laut dan udara... halahhh.
Hayoo mana nih kadonya dari kawan punai? *ngegelar tikar di depan pasar angso duo (ngemis kado)*
Setahun sudah
Beberapa idealisme niat awal terbentuknya blog punai merindu sedikit banyak sudah terjalankan, namun ya kami menyadari bahwa masih butuh lompatan yang lebih tinggi lagi dalam membenah dan menambah kualitas blog kita tercintah ini.
Beberapa lokasi dengan sengaja kami kunjungi untuk berburu ide, photo, hingga berburu makan. Yah selain menulis kami pun juga hobi berwisata kuliner (baca: doyan jajan).
Kalau dari segi tulisan, sekiranya sudah cukup seragam, tapi kebanyakan dikerjaan atas dasar deadline alias todongan (yahh ketahuan deh aslinya). Tapi setidaknya kami terpacu untuk terus menerus berkarya dalam tulis menulis, ciaaelaahhh.
Kolablograsi
Tapi memang begitukan salah satu fungsi blog? Apalagi dengan berkolablograsi. Setidaknya kalau ada yang salah satu malas berkarya ada yang ngingetin, etapi masalahnya juga kita berdua seringnya males berjamaah! Hoho...
Sering juga kami blogwalking, tapi jarang yang nemu dua orang ngeblog bareng, ada juga paling suami istri atau paling banter malah keroyokan puluhan orang. Dari segi ini kami bisa dibilang spesial kan.. (kegeeran). Tapi bener deh kalian yang merasa belum terlalu ajeg dalam menulis bisa cari partner yang klop buat ngeblog bareng. Bisa saling cari ide, reportase bareng, makan baren dan males-malesan bareng-bareng (eh yang terakhir ini jangan ditiru yaaa...)
Sebagaimana seorang petani dikenal dengan tanaman dan panenannya, seorang penulis juga ditandai dengan hasil karya tulisannya. Maka keajegan dalam menulis bagi seorang penulis sebenarnya sudah menjadi harga mutlak. Dan kami salah satunya menyiasati dengan membuat blog ini.
Tulisan cemen
Salah satu tantangan besar dalam berkarya adalah takut dibilang jelek. Kami yakin ini banyak terjangkit, dan bahkan bukan hanya bagi penulis tapi para pelaku kerja kreatif lainnya penyanyi pelukis, desainer dsb. Momok akan penilaian miring dari orang lain malah sering jadi batu sandungan pertama dalam berkarya.
Padahal semua kan butuh proses, Bandung Bondowoso aja butuh waktu semalam untuk buat seribu candi kurang satu (lho?). Karena justru dari karya-karya yang katakanlah sampah itu kita bisa belajar untuk selalu naik ke level yang lebih baik.
Hemm... yah... begitulah. Kami segenap crew mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kawan punai sekalian yang telah mengapresiasi blog ini. Dengan mengunjungi, membaca, menilai, memberi komentar, masukan dsb. Kedepan kami akan lebih butuh masukan, ide, saran dan kritik untuk tumbuh berkembang dan berkepaknya punai merindu ini.
Terakhir, menuntaskan tentang cita-cita dan karya, kami kutipkan sebuah pesan dengan spirit luar biasa dari Rafael Nadal, seorang petenis dunia yang telah lengkap memperoleh titel di semua ajang Grand Slam. Beliau bilang begini:
“Kekalahan bukan musuh utama saya, tapi perasaan takut akan kalah adalah musuh saya yang sebenarnya.”
Salam super! ^^
1 komentar:
makan-makan!!!
Posting Komentar