Adalah
syukur yang tak terperi seiring beranjak pergi telapak kaki Februari. Adalah bebutir
pasir di sepanjang pesisir yang mencoba menjadi takar hitung nikmatNya. Namun sebanyak
itu pula dilipat ganda, masih tak lengkap-lengkap jua.
Perjalanan
panjang. Batavia. Jalur Pantai Utara. Bebukitan Karesidenan Kedu. Selatan Jawa.
Jogjakarta. Hingga Keraton Surakarta. Kami jejaki di Februari ini.
Ada
limpah hikmah. Ada setangkup cerita yang tak berkesudah. Pun ada yang kami coba
lalai abaikan pada butiran peluh dan seikat lelah. Laksana petani yang memanen runduk
padi menguning di sawah, yang kami coba saji di sini adalah nasi putih tanak,
yang tentu saja kami masih terus berupaya untuk terpadu cita rasa yang paling enak.
Dan
di penghujung hari, adalah rebah kami pada tumpukan jerami.
(Di Kaliurang, ‘beberapa langkah’ dari puncak Merapi)
Burung elang terbang
merentang langit di atas pulau
Hutan bakau adalah
dekap manis di pesisir halau
Sementara kerinduan
masih saja menepuk-nepuk
Merayakan angin yang
mebasuhku dari haluan
0 komentar:
Posting Komentar