Senin, 28 Februari 2011

Seiring Beranjak Telapak Kaki Februari


Adalah syukur yang tak terperi seiring beranjak pergi telapak kaki Februari. Adalah bebutir pasir di sepanjang pesisir yang mencoba menjadi takar hitung nikmatNya. Namun sebanyak itu pula dilipat ganda, masih tak lengkap-lengkap jua.

Perjalanan panjang. Batavia. Jalur Pantai Utara. Bebukitan Karesidenan Kedu. Selatan Jawa. Jogjakarta. Hingga Keraton Surakarta. Kami jejaki di Februari ini.

Ada limpah hikmah. Ada setangkup cerita yang tak berkesudah. Pun ada yang kami coba lalai abaikan pada butiran peluh dan seikat lelah. Laksana petani yang memanen runduk padi menguning di sawah, yang kami coba saji di sini adalah nasi putih tanak, yang tentu saja kami masih terus berupaya untuk  terpadu cita rasa yang paling enak.

Dan di penghujung hari, adalah rebah kami pada tumpukan jerami.

 (Di Kaliurang, ‘beberapa langkah’ dari puncak Merapi)


Burung elang terbang merentang langit di atas pulau
Hutan bakau adalah dekap manis di pesisir halau
Sementara kerinduan masih saja menepuk-nepuk
Merayakan angin yang mebasuhku dari haluan





0 komentar:

Posting Komentar