Sekilas lintas curahan hati
tentang fiksimini
Sebelumnya,
fiksimini adalah sastra singkat di twitter, kurang dari 140 karakter, digawangi
oleh sastrawan-sastrawan handal Agus Noor, Eka Kurniawan, dan Clara NG.
Sekarang sudah ada tiga puluh ribu lebih peminatnya di twitter setiap harinya.
Beberapa
contoh fiksimini saya (sebenarnya ini gak ada apa-apanya dibanding karya
fiksiminiers yang lain, tapi ya sudahlah hehe)
@fiksimini:
RT @moehyie:
Jatuh Cinta Setengah Mati | Ia terbang dengan sayap-sayap patahnya. Mencoba
melintasi samudera.
@fiksimini:
RT @moehyie:
HARAM | Uang dalam amplop menangis mendengar gadis kecil bertanya siapa ayahnya
dalam doa.
@fiksimini:
RT @moehyie:
KEMBANG DESA Tadi pagi kutemukan kelopaknya berserak di pos ronda, bersama
putung rokok dan puluhan botol miras.
Berikut
ini adalah beberapa potong kalimat yang selalu mengganjal kalau tidak
ditulisakan, juga sebagai lanjutan ceracau saya tempo hari tentang fiksimini.
Mungkin lebih tepatnya ini adalah proses (tidak) kreatif saya dalam menulis
fiksimini
Saya
percaya bahwa menulis itu tak ada teorinya. Menulis ya menulis. Menggoreskan
huruf. Mengandeng-gandengkan kata. Membariskan kalimat. Menumpuk paragraf.
Namun,
bagi saya yang lemah ini merasa perlu alat bantu. Seperti tongkat untuk
berjalan. Kaca mata untuk melihat. Katup jantung untuk menyambung hidup.
Ide
dasar. Ini yang terpenting. Dalam hal ini baik penulis baru/profesional berada
dalam level yang sama.
Semakin
kuat ide dasar ini, semakin kuat daya picu untuk otak untuk menyusun ‘tubuh’
kalimatnya. Seperti bom yang dapat
meledak sendiri di kamp musuh!
Kata-kata
itu seperti Tim Marketing yang julannya ide dasar. Semakin menarik, rapi, unik
dan pintar semakin cepat ide dasar ‘terjual’.
Bahkan,
kalau kita bisa menemukan Tim Marketing yang cocok dan tepat kita bisa
mendapatkan ‘uang’ tanpa menjual ‘apa-apa’.
Kalau
boleh mengelompokkan SETIDAKNYA ada tiga jenis FM. 1. Permainan Imajinasi 2.
Permainan Kata 3. Tragedi.
Jenis
yang I. Permainan imajinasi, banyak sekali fiksiminiers yang mengolahnya,
bahkan yang terlihat sederhana kalau dikemas baik akan mampu membetot
senar-senar imanjinasi.
Jenis
yang II. Permainan kata, iya sekilas hanya seperti ubah susun, bolak-balik,
padu padan kata. Tapi dari situ pun bisa ketemu makna-makna baru.
Jenis
yang III. Tragedi. Ini yang luar biasa. Bagamana seorang fiksiminiers bisa
berinovasi, tak sekadar memburu tema, tapi menghadirkan kelebat peristiwa yang
langsung nancap di dada imajinasi.
Seperti
sekelebat sebilah samurai yang sekali ayun dua tiga kepala putus jatuh ke
tanah. Sadis memang. Tapi itu bisa abadi di liang ingatan.
Nah,
dari mana saja ayunan-ayunan ide itu berangkat, berikut beberapanya saja;
Kadang
bisa berangkat dari permainan kata-kata. Seperti bermain dengan perahu2 kecil,
tanpa sadar kita telah berada di tengah samudera makna.
Kadang
bisa berangkat dari makna. Tapi hati-hati. Salah-salah malah berakhir di mimbar
khotbah.
Diktum
Fiksimini yang paling saya percayai, bahwa penulis itu bukan memotret
peristiwa, tapi dengan peristiwa itu ia mengungkapkan sesuatu.
Pesan;
Jangan terlalu untung-untungan membuat fiksimini (membuat sebanyak-banyaknya,
syukur-syukur di RT) kasihan juga kan followers yang kebanjiran :)
Maksud
saya bereksperimanlah, kembangkan diksi, plot, latar, tokoh, teknik penulisan
dsb.
Baiklah
kita coba masuk ke bagian yang lebih teknis. Membuat fiksimini. Tapi perlu
dicatat ini hanya satu cara dari jutaan kemungkinan.
Begitu
topik dilempar, segera asosiasikan kata tersebut dengan kata2 yang lain. Sebanyak2nya
, dan seluas2nya.
Contoh,
topik; BURUNG: terbang, sayap, telur, sarang, sangkar, pesawat, nama2 (beo,
hantu, merpati dll) dst dan sampai tak terhingga.
Segera
FOKUS ke satu titik saja, yang kita anggap paling berdenyut di kepala.
Berfikir
kreatiflah (think opposite, out of the box..dll) ketika topik burung, banyak
sekali di timeline yang buat tentang Burung Hantu, sy rubah dikit jadi Hantu
Burung. *narsis
Contoh
Selain
itu, dari topik dan kata dasar tadi bubuhkan (hemm) tema2 yang lain. Mis;
percintaan, keluarga, politik, dll.
Contoh;
Jatuh Cinta Setengah Mati | Ia terbang dengan sayap-sayap patahnya. Mencoba
melintasi samudera. (burung+ sayap+cinta)
Kemampuan
menulis harus selaras dengan kemampuan apresiasi. Sering-seringlah membaca
karya2 yang di RT dan gali sebanyak mungkin makna di dalamnya.
Amat
sangat mungkin kita menemukan makna yang jauh lebih banyak, bahkan dari
penulisnya sendiri.
Sekian
ajaran sastra yang menyesatkan ini. Mudah-mudahan ada yang ikut tersesat
bersama saya. Selamanya. Hehe :)
0 komentar:
Posting Komentar