Sesuluk
salam pado kanti semuo, supayo elok cerito hari iko!
Hmm, hari yang indah. Di tengah lelah kepak
memburu mimpi, kini sang punai hinggap
sejenak untuk berbagi kicau. Adalah 19 September 2010, dalam pagi yang damai,
di sebuah kafe kecil bersama segelas teh hangat dan cappuccino ice dua anak
manusia mencoba mewujudkan mimpi-mimpi indahnya bersama…halah!
Yap, langsung aja nih sob,
“Kicauan Rindu Sang Punai” tak lain dan tak bukan merupakan blog sederhana yang
bercerita mengenai sisi-sisi kehidupan berdasarkan pandangan subjektif dengan tema lokal (Jambi) sebagai warna khasnya. Yang lokal yang
vokal, ciee…
Small is beautifull (kecik tu elok)
mungkin bisa sedikit mewakili keindahan dan keunikan ragam sosial budaya sebuah
kota kecil bernama Jambi, yang kami tuangkan dalam tulisan di blog ini.
Meskipun disadari langkah terjal sedang menanti didepan.
Jujur aja nih, dari kita bedua gak ada
yang megang lisensi aseli sebagai Bujang Melayu Jambi. Sehingga sumber-sumber referensi
mengenai Originally of Jambi mesti bener-bener dikomplitin demi mengatasi
keterbatasan kami dalam hal kebudayaan Jambi yang begitu kaya ragam (lebih
tepatnya: gak merusak keaslian sejarah dan budaya Jambi, hihihi), meskipun kami
cukup kesulitan.
Tak kenal maka tak sayang, so gak ada
salahnya kami sang
empunya blog untuk sedikit mengenalkan diri kami yang tidak hina ini.
Tommy Pandiangan: Bujang rantau
kelahiran Palembang Januari 1987. Menamatkan kuliah dan bekerja sampai detik
ini di Kota Jambi. “gak balik ke Palembang Tom?” sering temen-temen alumni
mengutarakan pertanyaan yang sedemikian.
Berikutnya Achmad Muhyidin, lelaki pemalu kelahiran Februari
1984 yang juga berdomisili di Jambi. Bekerja sebagai kontraktor di sebuah
perusahaan. Hobinya membaca dan menulis sms.
Mengenai nama blog kami Kicauan Rindu
Sang punai yang tentunya amat terdengar Melayu ini, memiliki filosofi yang amat
dalam serta mewakili harapan-harapan kami kepada blog ini. Kicauan, yang
berarti setiap kata-kata yang kami tuliskan disini berasal dari kicauan hati.
Sebagai refleksi diri terhadap keadaan juga menggapai kepuasan jiwa melalui
kegiatan menulis. Layaknya kicau sang punai, meski tak ada insan yang
mendengarnya ia tetap jua berkicau.
Sedangkan rindu, adalah kata yang
mewakili hasrat hati agar tercapai mimpi dan cita-cita kami melalui blog kecil
ini. Dan mengenai mengapa unggas punai yang kami gunakan ialah tak lain karena
bentuknya yang cantik, bebas. Seperti yang kami harapkan pada blog ini.
At least harapannya blog
kecil ini dapat ikut ambil bagian dalam kancah percaturan blog di Indonesia tercinta, dan
dunia akhirat. Ciyaaaelahh...
0 komentar:
Posting Komentar