Banyak sate
padang disini, tapi ini bukan padang. Banyak mpek-mpek disini, tapi ini bukan
Palembang. Ancol dan Monas juga ada, tapi ini bukan Jakarta. Iko Jambi namonyo
jo’!
Begitulah
uniknya Tanah Melayu kami. Belum lagi jika naik angkot kecil yang dibuat macam
bentuk mobil balap mainan dengan tempelan stiker berserakan
dibadannya. Tuan
akan duduk menyamping,
sembari sopir yang SIMnya diperoleh dengan jalan nista membanting-banting setir
sekehendak perutnya,
sambil menyetel musik sangat kencang, dengan salon yang mengganggu
posisi duduk para penumpang.
Dan jadilah para
penumpang layaknya jemaah tahlilan yang bergoyang kiri kanan sembari
mengucap-ucap nama Tuhan dengan nada cemas.
Ah, tak usah berprasangka
buruk dulu. Sebab belum lagi Tuan
temui betapa santun perangai dan murah simpul tersungging diwajah Melayu kami. Jadi
tak heranlah jika yang
dirasakan layaknya
manis Masuba (Kue khas Jambi) di hati sebab itulah yang temurun diajarkan tetuo
kami, supaya tetap terjaga elok kalimat “Jambi Kota Beradat” itu.
Anak
jambi janganlah dikenang, jiko dikenang menariklah ngati…
Nah kalulah Tuan merasa penat,
dan hendak sedikit mengayunkan tangan melenggangkan kaki. Marilah kuantar menikmati syahdunya aliran sungai kecintaan
kami_ Batanghari dengan Sembilan cabangnya yang mengalir dari sepucuk Jambi ke
Sembilan lurah. Tuan
kan dibawa oleh sang saksi sejarah kembali ke masa di mana …mengayuh biduk
menajur kail.
Lalu Datuk Paduko Berhalo, sang pemimpin negeri melayu yang arif bijaksana
melepaskan dua ekor angso guna menentukan batas-batas tanah kerajaan melayu
jambi. Maka mengikutlah angso yang duo itu
menyusur hingga ke. Maka jangann heran bila melihat angso duo itu bertengger di
lambing negeri melayu kami iko.
Tak usah Tuan
pusingkan urusan pemuda-pemudi jaman sekarang yang tak khatam rukun iman yang
bertenggeran di pinggiran sungai. Atau persoalan kenapa pusat jual beli atawa
yang disebut Mall itu mencelupkan kaki-kaki betonnya di pinggiran sungai, itu
bukan urusan kita.
Selain itu
tuan, masih ada sembilan lurah lagi yang dapat tuan singgahi sewaktu -waktu
jika kembali kesini. Juga sedikit sajian sederhana kami, mulai dari tempoyak
sampai gelamai. Dari kain kuluk hingga songket.
0 komentar:
Posting Komentar