foto dari sini |
Dalam berbagai cara, segala sesuatu di didunia
ini berhubungan. Saya percaya itu. Terutama dalam hal yang berbau seni, akan
sangat kentara sekali. Misalnya saat saya melihat tayangan master chef di
televisi pikiran saya malah kadang membayangkan bukan hanya perseteruan (dalam
arti yang baik) antar koki, tapi justru penyair.
Koki dan penyair sama saja. Mereka dituntut
untuk menghasilkan karya seni yang luar biasa. Maha karya. Seperti halnya
masakan yang harus dituntut rasa yang enak, pas, lezat, bergizi, bertkestrur, punya
komposisi yang baik, disajikan dengan indah, memiliki kejutan, mengundang
selera orang untuk memakannya dan lain sebagainya, - tidakkah puisi dituntut
seperti itu?
Memiliki kejutan. Itu pasti. Misalnya tentang bagaimana
bisa membuat makan berbahan ubi tau singkong menjadi menu sajian pada hotel
berbintang, sajian yang tidak disangka-sangka. Dengan kata lain berbahan dasar sederhana namun saat dimakan serasa
ada ledakan-ledakan kembang api –sebuah perayaan di dalam mulut- seperti dalam
film ratatouille.
Joko pinurbo salah satu yang piawai dalam hal
ini. Menurut saya beliau bisa membuat hal-hal sederhana yang acap kali kita
lihat, menjadi sesuatu yang begitu wah, mengejutkan, mendebar-debarkan. Contohnya seperti sajak-sajak pendek ini.