Selasa, 28 Februari 2017

Serunay ~9



Hanya di lingkar
Pandang rembulanmu
Anak-anak kataku pemalu
Berjingkat ke belukar

Merupa-rupa cinta
Meraup-raup cahaya

Senin, 13 Februari 2017

Alam Terkembang

1.
Apa yang telah diucapkan pakis hingganya ia menggulung lidah? Bagimana ia bisa beritahu jika ada seekor burung. Tersesat dan ingin kembali. Menjadi telur. Di seberang lautan ilalang. Sering terdengar perdi-perdu memasang daun telinga. Hijau sangsi seperti riuh kala arah patah berjatuh.

2.
Apa alat musik yang tepat untuk menghibur aroma duka dari sepasang kamboja yang saling jatuh cinta? Sementara kota terus menggali lubang bagi nama-nama. Mengundak batuan yang ditanggalkan. Di mana bulan berbilang. Mengutip kata-kata yang tak sempat kuntum di ranting yang mengakar ke langit tua.

3.
Kenapa kunang-kunang itu selalu ingin berlebat dengan cahaya pada tungkai kenanga? Tidakkah bening keningnya kenang-kenang belaka? Melengang jalankan seekor kijang menyongsong api asmaradana. Kunang, Kenanga, dan Kijang tak tahu kalau mereka hidup dalam pikiran seekor kutu yang selalu gagal memanjat bulu rubah.

4.
Kapankah seruni merasai hujan telah berlebihan hingga ia perlu mekar yang lebih sabar? Agar danau yang ia cipta merenangi dan meneranginya dengan biru-biru berkah. Bulir alir yang keberat-beratan. Agar runduk parasnya mendengung jantung. Seperti bah kalimah jernih. Fasabbih. Fasabbih.

5.
Siapa lagi yang pernah dijelma kembang sepatu selain tukang pos yang gugup dengan langkah-langkah beratnya? Tujuh hari ia sampai puncak edelweis. Sekerat perkamen tua. Kepada sebutir debu delapan satu gugus tangkai 359 barat daya yang baru hinggap tadi petang. “Ya, itu kiriman dariku!” seru debu di sebelahnya.

6.
Bagaimana camar-camar mematah bunga suria di pucuk-pucuk ombak saat malam yang tak bersedikit dari rasa sakit? Mungkinkah mereka membagi menjadi sepertiga-sepertiga? Tanjung, kuala, dan labuhan. Penuh bersandar. Kepada terbang kepada mati. Supaya kelopak kelopak patah sendiri dihasak sepi?

7.
Di mana layar panggung akan kembali digelar? Setelah gemintang lentera berpecah tiada. Menjadi mekar mawar merah padamkah? Apakah langgam pamungkas yang dimainkan kembang terompet itu terdapat syair yang memberikan tanda-tanda? Wahai?