Kamis, 31 Januari 2013

Master Poet


foto dari sini

Dalam berbagai cara, segala sesuatu di didunia ini berhubungan. Saya percaya itu. Terutama dalam hal yang berbau seni, akan sangat kentara sekali. Misalnya saat saya melihat tayangan master chef di televisi pikiran saya malah kadang membayangkan bukan hanya perseteruan (dalam arti yang baik) antar koki, tapi justru penyair.

Koki dan penyair sama saja. Mereka dituntut untuk menghasilkan karya seni yang luar biasa. Maha karya. Seperti halnya masakan yang harus dituntut rasa yang enak, pas, lezat, bergizi, bertkestrur, punya komposisi yang baik, disajikan dengan indah, memiliki kejutan, mengundang selera orang untuk memakannya dan lain sebagainya, - tidakkah puisi dituntut seperti itu?

Memiliki kejutan. Itu pasti. Misalnya tentang bagaimana bisa membuat makan berbahan ubi tau singkong menjadi menu sajian pada hotel berbintang, sajian yang tidak disangka-sangka. Dengan kata lain berbahan dasar sederhana namun saat dimakan serasa ada ledakan-ledakan kembang api –sebuah perayaan di dalam mulut- seperti dalam film ratatouille.

Joko pinurbo salah satu yang piawai dalam hal ini. Menurut saya beliau bisa membuat hal-hal sederhana yang acap kali kita lihat, menjadi sesuatu yang begitu wah, mengejutkan, mendebar-debarkan.  Contohnya seperti sajak-sajak pendek ini.

Hanya di Danau Kayu


Mari rehat dulu, di postingan sebelum ini kita bicara tentang musik melayu. Musik yang kaya, rancak, etnik, dan mendayu-dayu. Nah, bicara lagi tentang musik, di level internasional ada yang lagi ngehitz nih. Yang menurut saya pribadi merupakan musik yang kaya dan mewah.

Cekidot.

Yap, setelah sekian lama mister Justin Timberlake akhirnya mengeluarkan single terbaru (bila tak salah dengar, albumnya akan diluncur maret nanti). Saya tak mengikuti media lainnya, namun bila ditillik di you tube baik single maupun album mendatang sepertinya disiapkan dengan begitu matang.

Awalnya JT mengeluarkan aba-aba dulu berupa penggalan video ini. 


Setelah itu baru diperdengarkan potongan lagu bertajuk Suit and Tie ini. Di awal peluncurannya langsung banyak respon, tapi rata-rata tidak mengerti (tidak suka di lagu ini). Mengingat intronya memang sederhana sekali. Diulang-ulang. Menjemukan. Dan aneh.

Tapi bila kemudian didengar secara keseluruhan lagu ini sangat menyenangkan. Adapun video liriknya menurut saya yang paling apik dan kreatif dari sekian banyak video samacanya yang diunggah di you tube.

Saya bukan pengagum musik-musik justin timberlake, tidak semua lagunya saya suka. Namun beberapa di antaranya benar-benar ‘memabukkan’ pendengaran saya. Saat mendengarnya telinga ini seperti menjadi mulut dan suara yang masuk berubah jadi makanan yang lezat, beraneka rupa, aneka tekstur, bermacam rasa. Sangat mengenyangkan indera pendengaran saya itu. Contohnya lagu ini.


Dan lagu ini dibuat sangat mewah lagi waktu dipertunjukkan di konsernya:


Selamat menikmati. ^^

Rabu, 30 Januari 2013

Tari Zapin dan Karpet Istana



Dalam rangkaian PPN VI (Pertemuan Penyair Nusantara) di Jambi saat menjelang penghujung tahun lalu kami berdua juga ikut bersibuk diri. Beberapa detail dari rangkaian acara tersebut Insya Allah akan kami utarakan pada tulisan-tulisan berikutnya. 

Tanggal 29 malam adalah malam ramah tamah sekaligus pembukaan dan sambutan oleh Gubernur Jambi. Acara yang bertempat di rumah dinas kantor gubernur ini dimulai selepas maghrib. Saat itu kota jambi sedang bertabur hujan, sebagai penunggang motor sejati kami jadinya datang belakangan. Sebenarnya memang sudah direncana datang telat. Selain membayangkan acara akan dimulai sedikit lebiih lambat, awal-awal acara biasa dimulai dengan ramah tamah dan sebagainya -yang bukan konsumsi utama kami. 

Secara masih muda belia begini, yang kami kejar ya acara gemerlap hiburan (faktanya: kami cukup bersedih saat menyadari bahwa acara makan-makan baru saja selesai begitu kami datang). Ada pembacaan puisi oleh dua penyair muda jambi (salah satunya menurut saya keren banget), musikalisasi puisi, tari dan juga musik melayu.

Selasa, 29 Januari 2013

Rahasia Kematian Seekor Anjing Selma di Bala Murghab


Barangkali ini hanya tentang benci yang terlalu, lalu tiba-tiba saja menjelma cinta. 

Awalnya aku sama sekali tidak menyukai cerpen-cerpen Linda. Sama sekali. Bahkan pernah sesumbar kepada salah seorang sahabatku @eswlie (hai Ed, jika kau membaca tulisan ini lihatlah, aku sedang melambaikan tangan padamu!) bahwa jika aku harus membaca cerpen-cerpan yang tanpa disertai nama pengarangnya, maka cerpen-cerrpen Linda pasti akan kubaca hanya pada paragraf awal-awal saja.

Tak akan selesai. Cerpen-cerpennya nyaris tanpa plot (waktu itu aku pemeluk ‘agama’ plot yang paling taat’. Ceritanya ngalor ngidul tak tentu arah, seperti cerita seorang anak kecil, tak jelas juntrungannya, dan tak bertanggung jawab pada keutuhan cerita. Dan sekian banyak alasan lain yang membuatku geram kenapa Rahasia Selma didaulat menjadi karya fiksi terbaik dalam KLA -Khatulistiwa Literary Award  tahun 2010.

Dari sebelas cerpen yang ada di Rahasia Selma tak ada satupun yang aku baca hingga selesai. Kalaupun ada pasti aku baca dengan cepat dan melompat-lompat. Waktuku terlalu mahal untuk dihabiskan dengan membaca cerpen-cerpen biasa seperti ini, pikirku penuh angkuh waktu itu.

Senin, 28 Januari 2013

Di Sudut Kafe



Masih juga kau pesan kopi panas
Kopi yang tanpa ampas. Di sudut kafe itu
Kau duduk bersandar pada kursi mahoni
Sambil membenci dirimu sendiri

Aku di sini. Tidak mengantuk dan tidak
Memesan kopi. Aku sari pati kebencianmu
Yang kau punggungi bahkan sejak barista
Belum meracik pesanan kopi

Seberapa lama kau tahan
Jam sebelas nanti kafe akan tutup
Dan pelayan akan membuat kegaduhan
Mengangkat kursi dan mengelap
Dinding-dinding kaca

Kau akan membenturkan cangkir
Pada piring kecil untuk kali terakhir
Lalu pergi sambil membenci dirimu sendiri

Rabu, 23 Januari 2013

Buku yang Bagus Untuk Jiwa yang Udah Gitu Aja

 foto dari sini

Terkadang perjalanan untuk mendapatkan sebuah buku punya cerita tersendiri. Tak sesederhana pergi ke toko buku, mengambilnya di rak lalu pergi ke kasir –merampungkan hukum jual beli. Atau bila menilik model yang sedang berkembang; melihat katalog di web, pesan, transfer, lalu terima kiriman buku satu dua atau beberapa hari berikutnya. Ada beragam kisah yang lain, terutama bila dikaitkan dengan pencarian buku yang bagus.

Aku masih percaya dengan adanya buku yang bagus dan buku yang tidak bagus. Buku yang baik dan buku yang tidak baik. Sebab buku memang tak sesederhana mencetak kekata dalam lembaran kertas. Ada banyak hal lain yang ikut mengklamufasekan isi di dalamnya. Tidak hanya cover, cetakan, penerbit dsb, namun iklan –dalam segala bentuknya- pun ikut berpengaruh.

Selasa, 22 Januari 2013

Kepada Rilke



Suratmu baru saja sampai. Dari tanggal yang tertera di dalamnya dapat kuhitung bahwa surat ini telah menempuh masa yang cukup lama. Hampir 110 tahun. Maafkan aku... maafkan aku yang terlalu lama menyembunyikan alamat. Menutup kehadiranku di negeri kata dan pena. Melanglang buana. Memusafirkan diri.

Sebagaimana lazimnya manusia, aku juga berkehendak atas kebahagiaan. Menjinakkan hatiku yang buas dengan daging-daging suara yang telah diresapi oleh aneka rempah-rempah perhatian. Dari negeri-negeri yang jauh. Yang begitu susah payah aku tempuh.

Namun nyatanya jiwaku makin buas. Makin tak pernah merasa puas.

Kau mencari-cari ke luar dirimu, dan itulah apa yang semestinya kau hindari sekarang. Tak seorang pun yang bisa menasehati atau membantumu. Tak seorang pun. Hanya ada satu hal yang harus kau lakukan. Pergilah ke dalam dirimu sendiri. Temukan alasan yang mendorongmu menulis; lihat apakah alasan itu telah mengembangkan akar-akarnya ke dalam hatimu yang terdalam; akui pada dirimu sendiri apakah kau rela mati bila dilarang menulis. Dan lebih dari semua itu; tanya pada dirimu sendiri di jam paling hening dari malam-malammu; haruskah aku menulis?

Senin, 21 Januari 2013

BARBAR SHOP


Kalau aku boleh lebay barangkali akan kubilang kalau sebagian kecil dari yang dianugerahi Tuhan untuk memegang kunci masa depan itu adalah tukang cukur. Kenapa tidak? Dia memegang kendali atas penampilan para pria (ya, yang dimaksud dalam pembahasan –yaelah pembahasan- kita sekarang ini adalah para pemotong rambut pria) beberapa kurun waktu lamanya.

Masalah  sebenarnya cuma terletak pada satu hukum alam: bahwa rambut yang telah dipotong tidak bisa dipanjangkan seketika. Jadi, bila rambut kita tercinta ini telah dipangkas begitu pendek dan hasilnya jelek maka terimalah nasibnya. 

Bentuk Kepala

Aku suka sekali dengan psikologi. Menebak-nebak sifat seseorang hanya dari yang tampak. Atau bahkan menyelidiki hingga terlihat pribadi aslinya. Tampak bagaimana ia berfikir dan apa yang sering difikirkannya.

Perempuan Penyair

foto dari sini



Kadang-kadang aku bisa lebih meleleh dari sebatang lilin yang menyala. Seperti kemarin.  Aku berjumpa dengan seorang perempuan dalam sebuah acara bedah novel karya salah satu teman. Wajahnya bulat, berkulit putih dan bermata sipit.

Sebenarnya pertemuanku dengannya sudah bisa kuduga. Begitupun kata-kata yang akan ia ucapkan. Karena pada beberapa pertemuan sebelum ini telingaku telah mendengarnya. Tapi tetap saja setiap perempuan penyair itu melafalkan rerangkai kata-kata itu seketika ada yang berkobar dalam diriku, membakar tubuh beserta semua simpul-simpul persendian, hingga aku benar-benar meleleh. Tak berdaya.

“Menulislah dengan mata batin.” Tuturnya. 

Senin, 07 Januari 2013

Punai Merindu di Wordpress




Tahun 2012 sepertinya bukan tahunnya punai merindu. Tidak banyak postingan yang terpajang di etalase blog spot ini. Hemm... ini sih karena masalah internal sendiri, hehe.... *tamparin admin satu-satu*

Namun begitu ada perubahan yang cukup signifikan (tsaelaahhhh) dari gelaran duo si punai ini, yaitu hadirnya punai merindu wordpress.  www.punaimerindu.wordpress.com Postingan di blog tersebut sudah muali dari Oktober lalu. Berisi sejumlah sajak terpilih (halahhh) dari  blog ini dan beberapa sajak yang benar-benar masih baru dan belum pernah di-publish di tempat mana pun!

Hanya sajak, dan memang hanya saja yang akan berada di blog tersebut nantinya. Sementara itu blog ini akan mencair dan mengalir menuju takdirnya sebagai blog yang memuat lautan kata dengan berbagai keanekaragaman hayati –dalam hal ini jenis tulisan- yang ada di dalamnya (aminnnn), dan siapa pun bisa menyelam ataupun sekadar mengapung-apung di permukaannya.

Ada beberapa tema yang tengah dituliskan untuk ditampilkan. Mulai dari review buku sampai dengan kritik puisi. Tapi tak seserius itu pula lah. Di antara dua tema itu akan banyak hal-hal remeh hingga kenarsiscuihan para admin. (Huuuu...)

Terakhir, baik blog ini maupun worpress keduanya merupakan upaya. Dan sampai kapan pun akan tetap sebagai upaya. Kerja-kerja tangan dan fikiran untuk terus mengenal diri sendiri, dan mengabdikan diri melalu tulisan.

Karena menulis ya menulis.

NB: kami senang sekali bila ada yang ingin bersilaturahim. moehyie@yahoo.com  tommypandiangan@yahoo.com

Pohon di Dalam Diri

Kadang-kadang kau merasa di dalam dirimu tumbuh pohon rambutan yang sangat lebat. Daun-daun. Merah buah seperti bola-bola lampu yang menyala. Sedemikian rimbunnya sehingga tak ada cahaya yang mampu menerobos dan melunaskan pandang bagi mata yang meihat permukaan batang tubuh pengertianmu.

Rimbun yang menimbun hari-hari. Keberatannya memaksa ranting-rantingmu mengkhawatirkan kepatahannya. Gelisah sepanjang malam, siang dan petang. Betapa buah-buah pemikiranmu itu tak jatuh-jatuh jua.

Maka sesekali kudengar ia mencuri doa. Lalu memejamkan mata.

Dibayangkannya anak-anak bergerombol membawa galah pena dan karung-karung kertas yang tak terkira bilangannya. Anak-anak yang badung dan tak takut dengan apa-apa itu mulai memukuli dirimu, mengaitkan ujung galah  seperti tangan kapten hook itu lalu menariknya dengan keras.

Daun dan bebuahan jatuh lalu dimasukkan ke dalam karung-karung kertas.

Mereka memanggulnya pergi meniggalkan rerantingmu yang meringan.

Tapi kau masih saja mencemaskan kemana mereka membawa buah-buah pikiranmu pergi, sampai-sampai tidak peduli bahwa pohon itu benar-benar tumbuh di dalam dirimu.