Senin, 03 Oktober 2011

Menulis Cerita

;kepada H


Ajari aku menulis cerita singkat mengenai kehidupan, katamu suatu hari. Untuk menyalin kefanaan ke dalam secarik kertas, dan darinya kau belajar menyulam jelujur kisah hidup yang lebih indah dan tak lagi fana.

Lalu, kenapa kita tak menulis sebuah kejujuran saja, kataku, tentang sebuah halaman dan rumah kecil, yang tak disulam dari kefanaan?

Ah? Mendengar itu kau pun berpura-pura heran. Padahal sebenarnya telah lama kaubangun sendiri sebelah jantung rumah kecil itu, dengan tanda tiga inisial namaku tepat dimana uraturat jantung itu mesti disambung.

Lalu kenapa tak kita tulis juga sebuah pagi, kotak surat, dan seekor burung di ranting halaman itu, imbuhku, supaya kita sama tahu kemana jerih dan tabah harus beralamat?

Dan, ah, diamdiam kaupun telah menulisnya disana, sebuah pagi dan kicau burung yang memanggil-manggil tujuh hijaiyah dari bibirku, sementara kotak surat kecil di halaman itu selalu kaubiarkan terbuka.

Lalu kenapa tak kita tulis kediaman itu sendiri ke halaman yang lebih terang, untuk paling tidak menyaput kabut di kalbu masing-masing. Sampai teranglah sebuah jalan setapak, di musim yang mana rumah dan halaman kecil itu bisa bersitegak, tanpa kefanaan.

1 komentar:

Rafiqotul ifadah mengatakan...

hmmm...

ya...ya...ya..

ooo... gitu ya..

hmm....


oiya... bagus itu..


bener banget...


he eh


iya trus aja..


tu kan bener..


coba putar sedikit.

nah , eit jangan salah.


nah , itu pas


iya kan..


hmmm


iya..iya.. iya..



ck..ck..ck..


kur...kur..kur...


hus..hus..hus...


mmm...


heeeh..



hffff


pyuhh..


hacimmm..


huuaaahh..



ooo...


yayayaya


ini, bacaan untuk umur berapa tahun ya? kayaknya aku nyasar deh..
ya udah tak pulang dulu ya.
ck..ck..ck..

Posting Komentar