Sabtu, 28 Januari 2012

Kepada Sepatu Cokelat Muda


Halo sepasang sepatu kasual cokelat muda! Masih ingatkah kau denganku? Seorang pengunjung mall yang pernah (atau menurutku mungkin) paling lama memegangi dan menelitimu secara seksama melebihi konsumen dan pembeli manapun di mall itu.

Ya, terutama “pembeli”, yang tentu saja mereka ini amat berbeda jenis denganku yang hanya seorang window shopper kala itu. Dikarenakan hargamu sungguhlah tak main-main, hampir menelan separuh dari upah bulanan kerjaku. Sedangkan ini hasrat telah menggebu-gebu sejak lama, ketika di setiap kunjungan aku hanya mampu menyaksikanmu di singgasana etalase itu. Maka, mau tak mau aku pun harus rela mengubur keinginan memilikimu sedapat-dapatnya.


Sepatu cokelat muda, pernahkah kau dengar seorang bijak berkata, bahwasannya hidup adalah perihal menyambung keinginan. Ya… keinginan, hasrat, cita-cita, rindu atas segala sesuatu yang ingin kita miliki dan capai dalam kehidupan. Yang senantiasa memberi kita nafas dan energi untuk lari menggapainya. Tak peduli sesulit dan seduri apapun jalan dalam menggapai ‘sesuatu’ itu.

Dan kiranya, mirip pulalah hal ini dengan hubungan kita berdua. Engkau sebagai keinginan, dan aku sebagai pelari yang sedang menujumu. 

Aku pun yakin, bahwa masih banyak orang-orang yang senasib denganku. Yang sedang berlari menuju cita masing-masing yang belum tergapai. Yang dengan hal itu kaki-kaki mereka pun beranjak, terus bergerak. 

Suka-duka, asam-garam getir mereka rasakan dalam menggapainya, namun disitulah nikmatnya. Dan hidup pun akan menjadi lebih berwarna, ketimbang tak menginginkan apapun. Karena sejatinya segala sesuatu pun diciptakan dengan tujuannya masing-masing. Maka sungguh rugilah mereka yang tidak menginginkan apa-apa, dan lalu dengan itu sayap-sayap mereka pun tak kunjung mengepak. Kaku membatu.

Maka, Sepatu cokelat muda… tak pernah kuhiraukan orang-orang yang mencibir, alangkah kecil hasratku kepadamu. Karena mungkin mereka tak tahu, bahwa engkau hanya sebagian keindahan kecil yang sedang aku tuju. Dan sekali lagi, aku tidaklah sendiri, bersama pengejar mimpi lainnya langkah-langkah kecilku kini sedang riang berlari, menuju semua mimpi yang kami ingini.











0 komentar:

Posting Komentar