Senin, 16 Januari 2017

Jumpa 4.0

pic by @firdaushj_


Barangkali kau tak pintar
Mengajukan tawar
Sehingga betapa tinggi 
Harga serangkai buku puisi
Tapi tukang buku itu baiklah semata
Dibekalkan pulangmu nanti hanya
Racikan terbaik pujangga
Reguklah hausnya
Relakan getirnya

Barangkali aku tak mahir
Membelah riuh Batavia
Tapi memang kota 
Tengah berjenjang rintang
Jalan-jalan bergulung duri pagar 
Sehingga betapa laju desir darahku
Takkan terdengar di merah waktu 
Ruang tunggu bandaramu
Padahal jauh daripada dahulu
Kubenakkan mata penamu
Begitu pelan temani titianku
Dari labuan ke kinabalu

Pada akhirnya kita hanya 
Kaum pejalan yang berhenti sebentar 
Sebagai titik titik berbeda debar
Berkedip-kedip di atas peta buta 
Sehingga betapa sangsi
Mata angin itu sembunyi
Dan menghalau halau
Salah satu aku ataukah kau
Yang lebih dahulu mencari


0 komentar:

Posting Komentar