Jumat, 24 September 2010

Sekapur Sirih


Sesuluk salam pado kanti semuo, supayo elok cerito hari iko!

Hmm, hari yang indah. Di tengah lelah kepak memburu mimpi, kini sang punai hinggap sejenak untuk berbagi kicau. Adalah 19 September 2010, dalam pagi yang damai, di sebuah kafe kecil bersama segelas teh hangat dan cappuccino ice dua anak manusia mencoba mewujudkan mimpi-mimpi indahnya bersama…halah!
Yap, langsung aja nih sob, “Kicauan Rindu Sang Punai” tak lain dan tak bukan merupakan blog sederhana yang bercerita mengenai sisi-sisi kehidupan berdasarkan pandangan subjektif dengan  tema lokal (Jambi) sebagai warna khasnya. Yang lokal yang vokal, ciee…
Small is beautifull (kecik tu elok) mungkin bisa sedikit mewakili keindahan dan keunikan ragam sosial budaya sebuah kota kecil bernama Jambi, yang kami tuangkan dalam tulisan di blog ini. Meskipun disadari langkah terjal sedang menanti didepan.
Jujur aja nih, dari kita bedua gak ada yang megang lisensi aseli sebagai Bujang Melayu Jambi. Sehingga sumber-sumber referensi mengenai Originally of Jambi mesti bener-bener dikomplitin demi mengatasi keterbatasan kami dalam hal kebudayaan Jambi yang begitu kaya ragam (lebih tepatnya: gak merusak keaslian sejarah dan budaya Jambi, hihihi), meskipun kami cukup kesulitan.
Tak kenal maka tak sayang, so gak ada salahnya kami sang empunya blog untuk sedikit mengenalkan diri kami yang tidak hina ini.
Tommy Pandiangan: Bujang rantau kelahiran Palembang Januari 1987. Menamatkan kuliah dan bekerja sampai detik ini di Kota Jambi. “gak balik ke Palembang Tom?” sering temen-temen alumni mengutarakan pertanyaan yang sedemikian.
Berikutnya Achmad  Muhyidin, lelaki pemalu kelahiran Februari 1984 yang juga berdomisili di Jambi. Bekerja sebagai kontraktor di sebuah perusahaan. Hobinya membaca dan menulis sms.
Mengenai nama blog kami Kicauan Rindu Sang punai yang tentunya amat terdengar Melayu ini, memiliki filosofi yang amat dalam serta mewakili harapan-harapan kami kepada blog ini. Kicauan, yang berarti setiap kata-kata yang kami tuliskan disini berasal dari kicauan hati. Sebagai refleksi diri terhadap keadaan juga menggapai kepuasan jiwa melalui kegiatan menulis. Layaknya kicau sang punai, meski tak ada insan yang mendengarnya ia tetap jua berkicau.
Sedangkan rindu, adalah kata yang mewakili hasrat hati agar tercapai mimpi dan cita-cita kami melalui blog kecil ini. Dan mengenai mengapa unggas punai yang kami gunakan ialah tak lain karena bentuknya yang cantik, bebas. Seperti yang kami harapkan pada blog ini.
At least harapannya blog kecil ini dapat ikut ambil bagian dalam kancah percaturan blog di Indonesia tercinta, dan dunia akhirat. Ciyaaaelahh...

0 komentar:

Posting Komentar